Monday, October 23, 2006

PMK-SU Safari Ramadhan di Dairi,Berikan Bingkisan Sajadah dan Brosur Bahaya Narkoba

22 Oktober 2006 jam 21:12

Sidikalang (SIB)

Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Mitra Kamtibmas (PMK) Sumut melaksanakan Safari Ramadhan di Mesjid Taqwa Sibur-bura Sidikalang, Minggu (15/10).

Tim Safari Ramadhan PMK Sumut yang terdiri dari Nasruddin CH SH (Sekretaris PMK-SU), Prana Jaya SE (Wakil Ketua) yang juga Ketua Tim Safari Ramadhan PMK-SU,Supriadi dan M Nor Dasarta serta didampingi Sekretaris PMK Dairi, Pardomuan Nauli Simanjuntak memberikan bingkisan berupa sajadah dan brosur bahaya narkoba kepada kenaziran Mesjid Taqwa Sunaryo SAg.

Penceramah pada kegiatan Safari Ramadhan tersebut Drs Bahran Tanjung dalam ceramahnya mengharapkan kepada umat muslim khususnya di Kabupaten Dairi untuk tetap meningkatkan ketaqwaan terhadap ajaran agama, karena sangat penting mewujudkan terciptanya stabilitas kamtibmas di Kabupaten Dairi.

Pada kesempatan itu, generasi muda di Kabupaten Dairi juga diajak untuk menjauhi bahaya narkoba yang dapat menghancurkan masa depan generasi muda.
Dikatakan Bahran, para orangtua sangat besar perannya mencegah generasi muda terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, dengan melakukan pengawasan serta memberikan pemahaman kepada putra-putrinya tentang bahaya narkoba.

Sementara itu, Sekretaris PMK Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak mengatakan, dengan adanya kegiatan Safari Ramadhan PMK Sumut diharapkan dapat semakin meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk generasi muda pentingnya menjaga situasi kondusif di Dairi melalui peningkatakan ketaqwaan terhadap ajaran agama.

Pardomuan juga mengimbau kepada masyarakat Dairi menjelang Hari Raya Idul Fitri untuk tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan, sehingga kekondusifan di Kabupaten Dairi dapat tetap terjaga. (B1/m)

Ramadhan di Dairi

Pemerintah Pusat & Pemkab Dairi Diminta Bijaksana Sikapi Keinginan Masyarakat Menjadi Plasma PT DSM

22 Oktober 2006 jam 21:17

Medan (SIB)

Ketua DPP HIMPAK (Himpunan Masyarakat Pak-pak) Fachruddin K Diri meminta agar pemerintah pusat maupun daerah khususnya Pemkab Dairi bijaksana mencermati adanya keinginan masyarakat lembaga adat Pak-pak Sulang Silima Marga Sambo, Marga Cibro, Marga Pardosi dan Marga Maha yang berdomisili di Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Silima Pungga-pungga,Kecamatan Sinempat Hulu dan Kecamatan Sinempat Hilir menjadi bagian plasma selaku pemegang hak ulayat tanah dari sekira 27.420 Ha lahan yang telah menjadi kontrak karya PT DPM (Dairi Prima Mineral).

Keinginan warga masyarakat dari lembaga adat Sulang Silima Marga Sambo,Cibro, Pardosi dan Maha itu, kata Fachruddin selaku pemegang hak ulayat lahan tersebut, yakni untuk memperoleh izin dari Pemkab Dairi dalam bentuk organisasi berupa koperasi untuk membuka usaha tambang (konvensional) seluas 10 Ha sebagai plasma dari PT DPM yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hal itu ditegaskan Fachruddin K Diri, Sabtu sore (21/10) kepada wartawan di Medan, ketika menerima laporan dan pengaduan dari ke-4 perkumpulan marga yang merupakan warga yang menjadi pemegang hak ulayat lahan tersebut.

Sementara menurut Drs Alihusen Sambo, Sekjen Lembaga adat Pak-pak Sulang Silima Marga Sambo, pihaknya setelah bermufakat dengan lembaga adat Pak-pak Marga Cibro, Pardosi dan Maha pada prinsipnya mendukung pembangunan dan berterima kasih pada Pemkab Dairi dan PT DPM yang akan memperbaiki perekonomian masyarakat di Dairi dan sekitarnya. Namun sebelum menuju konstruksi dan eksploitasi tambang emas/timah yang berada di Dairi hendaknya dilakukan pertimbangan yang arif dan bijaksana oleh instansi terkait karena menilai ada kejanggalan yang sangat fatal.
“Kami sangat mendukung program pemerintah, akan tetapi apabila ada unsur-unsur menghilangkan hak ulayat, maka kami sangat tidak setuju dengan keberadaan PT DPM yang beroperasi pada daerah hak-hak ulayat kami,” tegas Alihusen Sambo.

Bahkan menurut Alihusen, pihaknya telah melayangkan surat ke Presiden, Menhut, Menteri SDM, Menteri Lingkungan Hidup, Ketua DPR RI, Menko Kesra dan Menteri BUMN di Jakarta, dimana selama eksplorasi PT DPM lebih kurang 8 tahun sejak 1997 –2004 belum pernah/tidak pernah sosialisasi kepada pemangku hak ulayat, termasuk Marga Sambo.

Lebih lanjut, Fachruddin K Diri menegaskan, selaku Ketua DPP HIMPAK yang telah menerima pengaduan dari ke-4 perkumpulan marga selaku pemegang hak ulayat minta pemerintah pusat maupun Pemkab Dairi lebih bijaksana menanggapi permintaan warga masyarakat. Dan perlu diingat, tegasnya, jika PT DPM beritikad baik datang ke daerah, sebaiknya terlebih dulu membuat kesepakatan termasuk warga. Karena jika hal itu tidak dilaksanakan dan terkesan memaksakan diri, masyarakat akan berbuat sedaya mampu untuk membela haknya.

Bahkan dari permohonan warga yang hanya meminta 10 Ha dari 27.420 Ha lahan untuk dikelola menjadi pertambangan warga (konvensional) lahan tersebut hingga kini masih diusahai warga untuk tanaman kopi dan kemiri (sebagai plasma) pun tetap tak diberi ijin oleh Pemkab Dairi dengan alasan lahan itu telah menjadi kontrak kerja PT DPM ini boleh dikatakan sebagai bentuk monopoli dan kapitalisme.

Lebih jauh Fachruddin K Diri juga mempertanyakan, atas statemen dari humas PT DPM pusat, Junjungan Harahap di DPR yang menyebutkan bahwa PT DPM telah membayar pajak ke negara untuk 27.420 Ha lahan untuk 9 tahun. Apa ini benar ? Inikan agak aneh juga. “Kami selaku masyarakat Pak-pak minta agar pemerintah lebih bijaksana, guna menghindari kemungkian terjadinya konflik antara masyarakat yang merasa dirugikan dengan pihak infestor,” tegasnya.

Alihusen Sambo: Sekjen Lembaga adat Pak-pak

Tuesday, October 17, 2006

Preman Ngamuk di DPRD Dairi

Sidikalang, (Analisa)

Beberapa preman mengamuk di halaman gedung DPRD Dairi, Senin (16/10). Mereka bringas menyusul kehadiran Forum Keprihatinan Hukum Dairi (FKHD) ke kantor legislatif dimaksud untuk menerima penjelasan dari Kepala Kejaksaan Negeri Sidikalang Katar Ginting SH.

Sebelumnya, Kajari mengundang FKHD guna menerima penjelasan atas statemen FKHD yang mendesak Katar dicopot dari jabatannya, karena dinilai tidak bekerja professional dan tidak punya kemauan serius menuntaskan kasus korupsi.

Namun, lembaga non pemerintah itu mengusulkan, agar penjelasan itu disampaikan secara terbuka di hadapan wakil rakyat. Sayangnya, Kajari tidak hadir ke ruangan itu.

Pada pagi menjelang siang itu, FKHD memajangkan dua spanduk mengkritisi kinerja kejaksaan. Mereka juga membuat dua timbangan yang berat sebelah sinyal tidak adanya keadilan.

P Matondang Ketua Partai Persatuan Daerah (PPD) dalam orasi singkatnya mengutarakan pekerjaan kejaksaan di bawah Katar tidak becus. Karenanya, pimpinan di institusi itu perlu segera disegarkan. Katar juga diminta mundur secara lapang dada sebagai pertanggungjawaban moral atas kegagalan.

Beberapa saat kemudian, beberapa pria lain merapat ke kelompok ini. Mereka langsung menggulung spanduk dan atribut secara kasar. Beberapa di antaranya mengejar anggota FKHD. Kejadian akhirnya dapat dikendalikan atas kesigapan sejumlah anggota Polres Dairi yang siaga di sana.

Efendi Torang Sihombing juru bicara FKHD pada pertemuan dengan DPRD Dairi diketuai Leonard Surungan Samosir mengatakan, apa yang dilakukan sebelumnya merupakan bagian dari kontrol sosial masyarakat terhadap pemerintah.

ARIF

Mestinya, selaku teladan, Kajari harus bersikap arif merespons aspirasi rakyat. Pihaknya tidak berterima dengan tindakan premanisme itu.

“Kami bukan mau menghabisi Katar. Katar itu, bagian dari suatu lembaga dan ia harus bertanggungjawab terhadap organisasi yang dipimpin. Andaikan Siregar atau Matondang menjadi Kajari, tetapi tidak punya kinerja, akan tetap diprotes. Jadi ini bukan mengkritisi perorangan,” kata mereka

Tetapi bagaimana pun suatu lembaga harus dikordinir seorang pimpinan. Maju mundurnya suatu lembaga tergantung pada pimpinannya. Jaksa Agung Rahman Saleh saja didesak DPR untuk ganti karena dianggap tidak bekerja maksimal.

Nah, kalau di daerah juga dikritik, kenapa harus pusing? Seyogianya dijawab secara jujur apa faktor kelambanan.

Leonard Samosir mengaku, sangat prihatin atas anarkisme tadi. Begitu terjadi insiden, ia langsung menelepon Bupati Dr Master Parulian Tumanggor. Ia juga menghubungi Kapolres.

Kasus itu akan dibawa dalam rapat Muspida. Ia sangat tidak setuju ada premanisme dan intimidasi terhadap rakyat termasuk di gedung dewan. Seputar ketidakhadiran Kajari, Leo mengatakan, pihaknya tidak punya kapasitas untuk memanggil. Tetapi, kantor itu terbuka untuk menertima semua aspirasi warga dari mana pun.

Hal senada disampaikan Benpa Hisar Nababan Wakil Ketua DPRD Dairi. Ia mendesak agar perbuatan itu diusut sampai ke akar-akarnya. Kapolri sudah memberantas premanisme tetapi nyatanya di daerah masih merajalela. Ini tak bisa dibiarkan.

Kepada para LSM, Benpa memberi semangat agar terus berjuang, sebab memang menyatakan kebenaran itu amat berat dan butuh perjuangan.

Preman Ngamuk

Sunday, October 15, 2006

"Mau nerusin ke mana?" Itu adalah satu pertanyaan yang sering dilontarkan sesudah kita menyelesaikan studi di SLTA. Pertanyaan klasik yang sederhana tetapi tidak semudah itu untuk menjawabnya. Ngomong-ngomong, apa jawaban anda?

Di Indonesia saat ini terdapat 1465+ Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tersebar dari Sabang sampai Merauke (tidak termasuk Timor Leste). Ada PTS berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Akademi, dan lain-lain. Masing-masing PTS mungkin menyelenggarakan lebih dari satu program studi, dan bisa jadi suatu program studi diselenggarakan dalam 2 atau lebih jalur/jenjang pendidikan, misalnya D1, D3, S1. (Kalau anda kurang memahami istilah-istilah tersebut, saya sarankan anda membaca kembali Struktur Pendidikan Tinggi). Bagaimana anda menentukan PTS pilihan anda? Jurusan apa? Lalu jalur/jenjang pendidikannya? Faktor apa saja yang perlu anda pertimbangkan dalam menentukan pilihan tersebut? Permasalahan menjadi jauh lebih sederhana jika di kota anda hanya ada satu PTS dan, karena satu atau lain hal, anda tidak bisa kuliah di luar kota. Tetapi, kasusnya biasanya tidak demikian. Permasalahan muncul karena anda bisa memilih.

Minat

Faktor utama yang harus anda pertimbangkan adalah minat anda. Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi andalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi. Sudah terlalu sering kita mendengar kegagalan mahasiswa karena ketidakcocokan dengan bidang studi yang diminatinya. Jangan sampai hal ini terjadi pada anda.

Biaya

Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan anda. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus anda perhitungkan. Kuliah di perguruan tinggi melibatkan banyak komponen biaya. Anda mungkin geleng-geleng kepala kalau saya sebutkan yang berikut ini, mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah pokok, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang jaket, uang buku, uang kesehatan, uang KKN, uang skripsi, uang ini, uang itu........ you name it. Belum lagi biaya-biaya tidak langsung, seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya buku, biaya foto copy, dan lain-lain. Kalikan itu dengan sekian tahun masa kuliah anda.

Kalau anda bisa tinggal di rumah selama kuliah, sebaiknya ini yang anda pilih. Jadi, pilihlah PTS yang ada di kota anda. Kalau harus kuliah di luar kota, usahakan untuk tinggal di rumah saudara. Ini akan sangat banyak menghemat.

Sebelum melakukan pendaftaran, tanyakan semua komponen biaya yang harus anda bayarkan di PTS yang bersangkutan. Ingat untuk kuliah anda tidak hanya membayar uang kuliah saja. Tanyakan juga waktu pembayarannya. Biasanya PTS memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan mahasiswa, misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali, uang kuliah pokok dan uang SKS tidak dibayarkan bersamaan, dan lain sebagainya. Perhitungkan semuanya jika anda tidak ingin gagal karenanya.

Prospek

Dari ratusan program studi yang ditawarkan oleh PTS, tentu tidak semuanya menjanjikan prospek pekerjaan yang cerah di masa mendatang, 4 - 6 tahun sesudah anda menginjak bangku kuliah. Ada program studi yang tidak populer, sepi peminat karena dianggap tidak menarik atau kurang memberikan harapan pekerjaan dengan hasil yang memadai. Ada juga program studi yang selalu menjadi favorit, walaupun banyak lulusannya yang menganggur. Baik karena kurangnya lapangan pekerjaan atau pun terlalu banyaknya lulusan.

Anda dituntut untuk dapat memprediksi prospek bidang studi yang anda pilih dalam memasuki lapangan pekerjaan sesudah anda lulus nanti. Sebagai contoh, pemerintah pernah menyatakan program studi hukum sebagai jurusan yang sudah jenuh karena jumlah perguruan tinggi penyelenggara dan jumlah mahasiswa yang mengambil program studi ini. Anda harus sangat istimewa di bidang ini untuk dapat bersaing dengan sekian banyak lulusan lainnya.

Apakah hal itu masih berlaku sekarang? Di era reformasi ini kita banyak melihat kasus-kasus hukum yang mulai mencuat ke permukaan. Orang bicara mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab. Banyak buruh melakukan demo menuntut haknya dipenuhi. Selesaikan secara hukum. Banyak perusahaan dan bank yang memerlukan penyelesaian hukum untuk menuntaskan permasalahan sesudah krisis ekonomi ini. Bukankah logis kalau hal-hal tersebut diselesaikan oleh para sarjana hukum?

Kita lihat juga jurusan pertanian dan kelautan. Sesudah sektor industri dan perbankan terpuruk akhir-akhir ini, orang mulai melirik lagi sektor pertanian. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, dan semuanya butuh makan setiap hari, menuntut tersedianya bahan pangan yang cukup untuk itu. Dan bukankah Tuhan memberikan tanah yang demikian subur kepada bangsa kita? Kenapa kita kalah dari Thailand misalnya dalam produksi hasil pertanian?

Bukan hanya tanah subur yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi juga laut yang sangat luas dan kaya. Pemerintah pun menyadari hal ini dengan menunjuk seorang menteri yang bertugas untuk mengeksplorasi potensi kelautan Indonesia. Apakah bidang tersebut masih prospektif 5 tahun yang akan datang? Hei.... kita baru saja mulai.

Globalisasi? Tentu saja ini akan sangat menentukan wajah dunia masa datang. Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia (di antaranya karena aset negara kita terpaksa dijual kepada mereka!), semuanya menuntut standar dunia juga. Bahasa asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional, lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet, dan banyak lagi akan menjadi tuntutan yang tak terhindarkan.

Saya ingatkan, tidak ada prediksi yang benar 100%. Tetapi akan sangat berguna kalau anda bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau anda merasa tidak mampu melakukannya sendiri, bertanyalah kepada orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun. Jangan pertaruhkan masa depan anda karena ketidaktahuan ini.

Sesudah ketiga faktor di atas anda pertimbangkan masak-masak, kini tiba saatnya anda memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan kriteria tersebut. Sediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.

STAI AL-IKHLAS DAIRI SIDIKALANG

Blog Archive