Thursday, March 16, 2017

Menggapai Puncak Gunung Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumut

 

Puncak gunung Rinjani dikenal dengan pemandangan kawah biru, begitu pula dengan pemandangan Gunung Sorik Marapi yang berada di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Sorik Marapi layak menjadi destinasi pecinta wisata menantang atau pendaki. Puncak gunungnya  menawarkan pemandangan kawah biru nan memukau serta alam dan pemukiman di kaki gunung.

Pesona alamnya bak menarik pendaki untuk menaklukkan tingginya tanah terjal, bebatuan dan hutan rimba yang masih perawan.

Pemandangan hutan semak belukar yang lebat menjadi hal yang tidak terhindari. Sekeliling hutan masih banyak semak belukar karena pendaki terbilang masih jarang menyambangi gunung ini.

Para pendaki maupun penggiat alam yang berasal dari Sumut, memang familiar dengan gunung ini, tapi karena medannya ekstrim dan jauh dari kota Medan, maka hanya beberapa yang tertarik menaklukkannya.

Padahal untuk menuju ke Sorik Marapi tidak susah. Pasalnya, berbagai jenis transportasi yang langsung mengarah ke daerah tersebut, bisa melalui jalur udara ataupun darat.

Jika dari jalur darat bisa mengendarai bus di terminal Amplas, Perjalanan menuju ke Madina membutuhkan waktu sekitar 12 jam lamanya. Namun, jika ingin dari jalur udara, wisatawan bisa naik pesawat menuju ke Bandara Pinang Sori di Tapsel. Setelah itu, dilanjutkan ke Kabupaten Madina yang langsung mengarah ke Simpang Jembatan Merah.

Setelah sampai di Jembatan Merah, wisatawan tinggal naik angkot yang langsung mengarah ke Desa Sibanggor Julu. Cukup banyak angkot yang berhenti di Simpang Jembatan Merah ini. Karena para supir menunggu penumpang yang hendak ke desa Sibanggor.

Untuk ke Desa Sibanggor Julu menempuh perjalanan sekitar 3 jam lamanya.

Muhammad Sahbany, pendaki, menuturkan Sorik Merapi menawarkan pengalaman berbeda karena medannya masih hutan lebat.

"Belum banyak pendaki yang ke sini, Sorik Marapi belum dikaliber Sibayak atau Pusuk Buhit. Mungkin karena jaraknya yang jauh dari Medan, sekitar 12 jam dari Medan ke Tapanuli. Tapi jika sudah ke sini, rasa puas akan menghinggapi dan ingin mengunjunginya lagi. Kawah birunya indah membuat rasa lelah terbayar," katanya. (tribunnews)


loading...

No comments:
Write comments

Blog Archive